Kamis, 30 Januari 2014

MASYARAKAT GORONTALO (tidak perlu takut) SAKIT

MASYARAKAT GORONTALO (tidak perlu takut) SAKIT
Oleh : Sofyan Tambipi, Gorontalo (07/01/2014)

Sepekan sudah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dimulai yakni pada tanggal 1 Januari 2014, yang memiliki multi manfaat, baik secara medis dan maupun non medis. Paket manfaat yang diterima dalam program JKN ini adalah komprehensif sesuai kebutuhan medis. Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta. Promotif dan preventif yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan (personal care).

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif..???, mungkin sebagian besar masyarakat belum tahu bahkan belum memahami apa yang dimaksud dengan upaya kesehatan tersebut. Bahkan yang ada dalam benak masyarakat jikalau mendengar tentang informasi kesehatan, pastilah yang menjadi pemikirannya adalah sakit dan mungkin sebagian lagi berpikir sehat atau bagaimana caranya supaya saya jikalau sakit menjadi sehat, dan mungkin hanya sebagian kecil kalangan yang berpikir bagaimana caranya agar saya sehat tetap sehat.

JKN sebenarnya merupakan kelanjutan dari jaminan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin yang dimulai sejak tahun 1998, kemudian pada tahun 2005 dirubah menjadi ASKESKIN, dan pada tahun 2008 dikenal dengan JAMKESMAS yang pada saat itu belum mencakup bagi seluruh masyarakat. Sehingga akan disempurnakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai tanggal 1 Januari 2014, dan harapannya pada tahun 2019 seluruh penduduk sudah menjadi peserta JKN.

Coba kita lihat di Gorontalo, selain adanya JAMKESMAS, adapula JAMKESDA, JAMKESMAN, dll yang diselenggarakan oleh Pemda Kabupaten/Kota, dan mulai tahun 2012 Pemda Provinsi Gorontalo telah menyelenggarakan yang namanya JAMKESTA (Jaminan Kesehatan Semesta) yang mengkafer sebagian masyarakat yang belum belum memiliki jaminan kesehatan, sehingga diprediksi sejak tahun 2012 tersebut Gorontalo bebas untuk sakit, karena jikalau sakit bebas untuk berobat. Namun, kalau kita bertanya kepada masyarakat, apakah mereka sudah memiliki jaminan kesehatan, masih ada ditemukan sebagian masyarakat yang belum memiliki kartu jaminan kesehatan, contohnya saja kalau kita ke Rumah Sakit (RS), masih ada masyarakat yang baru saja akan mengurus kartu jaminan kesehatannya sehingga pada saat awal masuk RS diperlukan biaya sementara, dan nanti akan ada pengembaliannya apabila kartu jaminannya bisa keluar.

Hal lain dan perkembangan terakhir di Gorontalo, akan di bangun RS yang kapasitasnya lebih banyak menampung orang sakit, sehingga masyarakat Gorontalo tidak perlu lagi takut untuk sakit karena ada jaminan untuk berobat gratis, dan bahkan disediakan sarana (yakni RS) untuk tempat berobat yang kapasitasnya jika ditambahkan jumlah tempat tidur yang tersedia di seluruh RS ditambah RS yang akan dibangun maka sudah mencapai lebih dari seperseribu jumlah penduduk Gorontalo.

Kembali lagi tentang Jaminan Kesehatan, menarik memang tentang jaminan kesehatan ini, kalau kita lihat jaminan lainnya mungkin dengan nama asuransi seperti asuransi kebakaran, asuransi kerusakan mobil, dll, kata yang digunakan adalah kata yang bermakna akibat, sedangkan khusus kesehatan kata yang digunakan adalah kata yang bermakna kondisi yang baik, mungkin harusnya kalau mengikuti asuransi-asuransi yang ada kata yang tepat adalah jaminan sakit atau kesakitan. Karena apabila sakit, kita dijamin untuk diobati secara gratis.

Catatan saya yang terakhir dalam tulisan ini mungkin sebaiknya masyarakat perlu tahu dan memahami apa sebenarnya upaya kesehatan paripurna tersebut (promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitatif), tetapi hal ini mungkin agak sulit dipahami, sebaiknya yang mungkin lebih mudah dipahami adalah bagaimana orang sakit bisa sehat dan bagaimana orang sehat tetap sehat atau dengan menggalakkan kembali “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Bagaimana seharusnya agar tidak sakit dan tetap sehat..???, salah satunya yang mungkin mudah di ingat yakni CERDIK (Prof. Tjnadar Yoga Aditama), yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyah dari asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istrahat yang cukup, dan Kelola stress. Selain itu, bagi umat muslim dianjurkan untuk mengikuti cara sehat dari Rasulullah http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c5/Mohamed_peace_be_upon_him.svg/220px-Mohamed_peace_be_upon_him.svg.pngmelalui pola makan, dan aktivitas Beliau sehari-hari. Hal lain yang tak kalah pentingnya, dimana tradisi dan budaya daerah kita sebenarnya kaya akan informasi dan tata cara bagaimana sehat melalui makanan tradisional itu sangat penting untuk dilestarikan, demikian halnya mungkin sejalan juga dengan kiprah Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dalam Hari Gizi Nasional 2014 yang mengangkat tema “Gizi Baik, Kunci Keberhasilan Pelaksanaan JKN”.

Terima kasih, semoga bermanfaat.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar